Tingkat Kepatuhan Mengurangi Mobilitas

Tingkat Kepatuhan Mengurangi Mobilitas Selama Pandemi Paling Rendah

dLira – Gorontalo – Tingkat kepatuhan mengurangi mobilitas selama pandemi paling rendah. Pandemi Covid-19 lebih dari dua tahun sudah menerjang Indonesia, khususnya Gorontalo. Lebih dari dua tahun juga, masyarakat diharuskan hidup berdampingan dengan Virus Covid-19. Mereka diwajibkan mematuhi segala aturan yang bertujuan agar virus dengan berbagai variannya itu tidak menyebar luas.

Satu minggu di Ferbuari 2022, Tepatnya 16 – 25 Februari tahun ini, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo melakukan survei kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Survei itu bertajuk “Prilaku Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19 di Provinsi Gorontalo”.

Adapun jumlah responden dalam survei itu sebanyak 1044 orang. Mereka terdiri dari 49,52% berjenis kelamin laki-laki, dan 50,58% adalah perempuan. Para responder itu tersebar di seluruh Gorontalo. Sebagian besar mereka adalah pekerja dengan prosentasi sebesar 74,71%, sedang sisanya bervariasi. Ada ibu rumah tangga, anak sekolah, bukan pekerja dan lain-lain.

Tingkat Kepatuhan Mengurangi Mobilitas

Ditinjau dari latar belakang pendidikan, umumnya mereka berpendidikan sarjana atau diploma 4 sebesar 48,82%, SMA 35,82%, dan sisanya berpendidikan dengan tingkat berbeda-beda. Sementara dilihat dari segi usia, 17-24 tahu sebanyak 18,49%, 25 – 39 tahun sebanyak 51,92% dan responden berusia di atas 40 tahun 29,40%.

“Survie ini bersifat pooling atau angket, tidak berdasarkan pada sampling dengan metode statistik. Sehingga tidak untuk estimasi populasi. Ini sekedar menggambarkan karakteristik atau menggambarkan kondisi responden yang merespon,” terang Mukhamad Mukhanif, Kepala BPS Provinsi Gorontalo.

Hasil Survei BPS

Tingkat Kepatuhan Mengurangi Mobilitas

Hasil survei tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan dalam satu pekan periode pengisian angket adalah sebagai berikut. Kepatuhan memakai masker sebesar 80,75%. Mencuci tangan 71,65%. Menjaga jarak 65,90%. Menghindari kerumunan 68,58% dan mengurangi mobilitas sebesar 65,71%. Dari hasil surei tersebut, tergambar bahwa perempuan memiliki tingkat kepatuhan lebih tinggi dibanding laki-laki.

“Mobilitas ini terkait dengan pekerjaan, dengan sekolah dan sebagainya. Kepatuhannya tentu paling kecil, karena terkait hajat hidup. Di mana mobilitas sulit dibendung ketika Pandemi Covid-19 berlarut-larut,” jelas Kepala BPS Provinsi Gorontalo itu.

“Tingkat Kepatuhan terhadap protokol kesehatan mengurangi mobilitas paling kecil dibanding protokol kesehatan lain. Di mana yang patuh hanya sebesar 65,71%. Masyarakat yang jarang melakukannya sebesar 26,82%. Bahkan masyarakat yang abai dengan protokol ini sebesar 7,47%,” sambung Hanif.

Berdasar hasil survei tersebut, dapat gambaran karakteristik masyarakat di Gorontalo, saat mereka menghadapi Pandemi Covid-19.-as

Shopping Cart