dLira – Gorontalo – Perkembangan harga di Kota Gorontalo dua bulan di awal tahun 2022 mengalami deflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo mencatat, pada Januari 2022, deflasi yang terjadi senilai 0,22 persen. Sedangkan Februari 2022 deflasi di Kota Gorontalo sebesar 0,37 persen.
Terjadinya deflasi karena penurunan Indeks Harga Kosumen (IHK) Bulanan di Gorontalo. Seperti yang kembali terjadi pada Februari 2022. Di mana BPS mencatat, Indesk Harga Kosumen periode Februari senilai 106,48, lebih rendah dibanding Indeks Harga Konsumen di Januari 2022, senilai 106,88. Perubahan IHK inilah yang mengakibatkan terjadinya penurunan perkembangan harga atau deflasi.
“Indeks Harga Kosumen pada posisi Februari 2022, Kita mengalami perubahan IHK. Di mana terjadi penurunan, sehingga secara hitungan inflsi kita mengalami deflasi 0,37 persen dibandingkan Januari 2022,” kata Mukhmad Mukhanif, Kepala BPS Provinsi Gorontalo.
Masih menurut Hanif, deflasi sebesar 0,37 persen itu, penyumbang terbesarnya yaitu kelompok pengeluaran bahan makanan, minuman dan tembakau sebesar minus 0,486 persen. Disusul kelompok pengeluaran transportasi sebesar minus 0,007 persen.
Berbeda dengan deflasi pada umumnya terjadi di Gorontalo, kali ini turunnya harga minyak goreng memberikan andil terbesar terjadinya deflasi, senilai minus 0,163 persen, disusul tomat dan beras dengan nilai masing-masing minus 0,075 persen dan 0,067 persen.
Dibanding dengan kota besar di Sulawesi, deflasi yg terjadi di Gorontalo menempati peringkat ketiga terendah. Meskipun lebih besar dari deflasi nasional senilai 0,02 persen.
“Deflasi di Kota Gorontalo senilai minus 0,37 persen, menempati posisi ketiga terendah perubahan harganya. Pertama Manado, deflasinya senilai minus 0,81 persen. Kedua Palu dengan deflasi sebesar minus 0,52,” terang Kepala BPS Provinsi Gorontalo itu.