deLira – Pengangguran terbuka di Gorontalo Agustus 2020 meningkat. Peningkatan jumlah pengangguran terbuka itu, salah satu faktornya adalah hantaman wabah Covid-19.
Badan Pusat Statistik Provinsi (BPS) Provinsi Gorontalo mencatat, dari total penduduk usia kerja di Gorontalo yang mencapai 893.745 orang. Sebanyak 118.192 orang (13,22%) terdampak covid-19.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo, Herum Fajarwati, mengungkapkan, akibat covid-19 sebanyak 6.310 orang menjadi pengangguran. 5.730 orang yang tadinya bekerja untuk sementara tidak bekerja.
“6.310 orang ini menjadi pengangguran karena covid. Kemudian ada 2.583 orang menjadi bukan angkatan kerja, tadinya mereka angkatan kerja, karena covid menjadi bukan angkatan kerja. Dan ada 5.730 orang menjadi sementara tidak bekerja karena covid” jelas Herum.

Sementara itu akibat terjangan covid-19 di Gorontalo, sebanyak 103.229 pekerja harus bekerja dengan pengurangan jam kerjanya.
Dibandingkan kondisi ketenagakerjaan pada periode yang sama tahun 2019 lalu, pada Agustus 2020, jumlah pengganguran terbuka di Gorontalo, naik sebanyak 3.028 orang, menjadi 25.410 orang. Sehingga tingkat pengangguran terbuka di Gorontalo naik 0,52 persen. Dari 3,76% di bulan Agustus 2019, menjadi 4,28% pada Agustus 2020.
Laki-laki Menganggur Lebih Banyak
Berdasarkan data tiga tahun terakhir, tingkat pengangguran terbuka menurut jenis kelamin, jumlah pengangguran berjenis kelamin laki-laki terus meningkat. Bahkan pada tahun 2020 ini, jumlah pengangguran berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan.
BPS Provinsi Gorontalo mencatat, jumlah laki-laki yang menganggur senilai 45,3% Sedangkan perempuan 3,86%. Komposisi ini berbanding terbalik dengan komposisi pengangguran di tahun 2019 maupun 2018. Di mana pengangguran laki-laki pada 2018 tercatat senilai 2,94%, perempuan 4,94%. Sedangkan pada tahun 2019, pengangguran laki-laki senilai 3,08%, perempuan 4,91%.
Meski jumlah pengangguran terbuka di Gorontalo meningkat, namun dibandingkan tingkat penggangguran terbuka nasional yang mencapai 7,07%, tingkat pengganguran terbuka di Gorontalo jauh lebih rendah.
Gorontalo menempati urutan kelima terendah setelah Provinsi Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Bengkulu dan Nusa Tenggara Timur.
Sementara ditinjau dari latar belakang Pendidikan, tingkat pengangguran terbuka terbanyak adalah orang berpendidikan sekolah menengah kejuruan atau SMK, senilai 9,72%. (as)