dLira – Gorontalo – Angka kemiskinan di Gorontalo Maret 2022 dibandingkan September 2021, naik tupis. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo mencatat, pada September 2021 lalu angkanya senilai 15,41%, naik menjadi 15,42% pada Maret 2022. Mengalami kenaikan 0,01%.
Dilihat dari sisi jumlah penduduk miskin di Gorontalo, Maret 2022 sebanyak 185,44 ribu orang. Naik sebanyak 0,84 ribu orang dibanding September 2021.
Uniknya, Maret 2022 jumlah penduduk miskin lebih rendah dibanding Maret 2021. Di mana terjadi penurunan sebesar 0,85 ribu orang. Demikian juga dengan angka penduduk miskin pada Maret 2021, tercatat senilai 15,61%, lebih tinggi dari angka kemiskinan Maret 2022.
Penggeluaran konsumsi masyarakat dari kelompok makanan, minumam dan tembakau, masih menjadi yang tertinggi pengaruhnya pada tingkat kemiskinan. Dalam kurun waktu enam bulan sejak Septermber 2021 hingga Maret 2022, garis kemiskinan naik sebesar 2,85 persen. Dari Rp400.504 per kapita perbulan, menjadi Rp411.906 per kapita per bulan.

“Beras memiliki kontribusi tertinggi dalam penyusunan garis kemiskinan di Gorontalo. Karena masyarakat miskin itu mengonsumsi beras seberat itu. 1/5 dari penggeluarnya untuk membeli beras,” jelas Kepala BPS Provinsi Gorontalo.
Mukhamad Mukhanif masih merasa bersukur harga beras di Gorontalo masih terkendali. Pasalnya jika harga tinggi ditambah kenaikan komponen lain, sangat mungkin tingkat kemiskinan di Gorontalo akan naik lebih tinggi.
“Untungnya sih, beras sejauh ini (Harga. Red) sejak September, bahkan tahun lalu beras itu stabil, tetapi kontribusinya tinggi,” imbuhnya.
Masih menurut Hanif, terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi angka kemiskinan di Gorontalo. Seperti nilai PDRB Gorontalo triwulan I-2022 menurun sebesar -0,896 persen, disbanding triwulan III-2021. Infasi umum periode septerm 2021 ke Maret 2022 sebesar 1,77 persen. Pada Februari 2022, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 3,25%, naik sebesar 0,24 persen point dibandingkan Agustus 2021.(*as)