Perawatan Kelas 3

Berkat BPJS Kesehatan Semua Layanan Kesehatan Gratis

dLira – Gorontalo – Kabar buruk dan pengobatan panjang itu berawal dari kejadian saat meliput sebuah kegiatan di salah satu kantor dinas di Provisi Gorontalo. Saat itu aku mengalami keringat dingin, badan lemas serta seakan dunia ini berputar (Vertigo). Untuk beberapa jam kemudian, karena merasa kuat, aku tetap menjalan aktivitas peliputan. Dengan keringat dingin masih mengucur deras, aku terpaksa duduk dan menginformasikan ke teman satu tim, apa yang aku alami.

Singkat cerita, kegiatan peliputan selesai dan kami harus meninggalkan kantor tersebut. Dengan mengendarai sepeda motor, aku langsung pulang ke rumah yang berjarak kurang lebih 30 km. Menempuh waktu yang lebih lama dari biasanya, kami tiba dengan selamat di rumah.

Keesok harinya, ditemani istri, dengan menumpang bentor (Becak Motor), salah satu alat transportasi di Gorontalo, kami pergi ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), Puskesman Bongomeme yang tidaklah jauh dari rumah. Meski dekat aku tidak bisa naik sepeda motor.

Sesampai di sana istriku mendaftarkan aku sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Sementara aku duduk di kursi tunggu pasien yang disediakan. Tidak butuh waktu lama, namaku dipanggil dan mendapat pemeriksaan dokter Puskesmas. Dokterpun memeriksaku dengan menyakan apa yang aku rasakan. Setelah menjalani sesi tanya jawab dengan dokter tentang apa yang aku rasakan, dia berkesimpulan bahwa aku menderita vertigo. Sambil menuliskan resep obat, dia memintaku untuk banyak beristirahat.

Merasa memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan sakit yang aku derita, aku minta surat rujukan ke dokter syaraf di poliklinik rumah sakit. Dokterpun menyetujuinya, dan memberikan rujukan untuk aku berobat di Rumah Sakit Daerah M.M. Dunda Limboto, dengan dokter ahli syaraf.

Esok harinya, pagi-pagi sekali 16 Desember 2022, dengan menyewa bentor langganan, aku dan istriku pergi ke rumah sakit. Berbekal surat rujukan dari FKTP yang kami pegang, istriku mendaftar di kantor pelayanan BPJS Kesehatan rumah sakit.

Setelah menunggu sesuai nomer antrian, kami pun berjalan menuju poliklinik saraf di rumah sakit tersebut. Di sini kami kembali mengantri sesuai urutan untuk diperiksa. Jadi secara manual kami harus antri dua kali untuk mendapat pelayanan dokter.

Agak lama kami mengantri, mungkin sekira 2 jam kemudian, aku  mendapat giliran diperiksa dokter. Mendengar pejelasan dan ceritaku soal apa yang aku rasakan, membuat dokter marah, karena tanpa aku sadari, aku terserang stroke ringan pada saat aku liputan dua hari yang lalu. Akhirnya dengan tegas dokter ahli syaraf itu mengirim aku ke Unit Gawat Darurat (UGD), untuk ditangani dan selanjutnya menjalani rawat inap. Satu keadaan yang banyak dihindari terjadi pada pasien.

Perawatan sakitku pun dimulai di rumah sakit. Obat-obatan, foto MRI dan Torak pun harus aku jalani. Akhirnya aku pun dipastikan menderita stroke ringan akibat tingginya gula darah, kolestorl dan asam urat. Untuk memudahkan pemantauan, aku dirawat inap di sana.

Perawatan Kelas 3

Aku harus menghabiskan 4 hari menjalani rawat inap di rumah sakit. Ketika aku stabil dan tiga penyebab stroke itu menurun, aku diperbolehkan pulang, menjalani rawat jalan.

Secara terjadwal, setiap minggunya aku diperiksa dan mendapat resep dokter, dengan lebih dari empat macam obat. Semuanya harus diminum. Kurang lebih enam bulan dan akan terus berlangsung, aku harus menjalani pemeriksaan dokter untuk penyakitku, agar sembuh.

Dapat dibayangkan, perawatan dan konsumsi bermacam obat demi kesembuhan, tentu akan menguras isi kantong, jika kita berobat sebagai pasien umum. Beruntung aku menjadi salah satu peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan. Seluruh pelayanan kesehatan yang aku terima karena penyakitku, semua gratis. Semua ditanggung BPJS Kesehatan.

Hal itu memungkinkan karena kami menjadi peserta BPJS Kesehatan, dan dengan rutin membayar iuran sesuai tarif kelas perawatan. Tepat waktu sebelum tanggal 10 setiap bulannya.

Sesuai dengan era digital saat ini, seluruh pelayanan BPJS Kesehatan bisa dengan mudah diakses melalui gawai, dengan mengakses aplikasi JKN Mobile. Pelayana adminstrasi dari pembayaran iuar, mengetahui kamar kosong di rumah sakit, konsultasi dengan dokter, hingga mengantri secara daring tersedia. Sehingga akan memudahkan peserta.

Satu yang pasti, selama rutin membayar kewajiban iuaran kepesertaan, dan biaya perwatan penyakit kita terkover seluruhnya, dipastikan kita akan memperoleh pelayanan kesehatan dari BPJS Kesehatan secara gratis. Seperti pengalaman yang aku alami menjalani perawatan atas sakitku.(*as)

Shopping Cart